1. PERALATAN COMPUTED TOMOGRAPHY
A. Meja Pemeriksaan dan Gantry
Meja
pemeriksaan merupakan tempat mengatur posisi pasien pada saat
pemeriksaan. Bentuk panjang, permukaannya berupa kurva dan terbuat dari
carbon graphite fiber yang mempunyai nilai penyerap rendah terhadap
berkas sinar. Pengaturan tinggi rendah, maju mundur, dari meja
pemeriksaan melalui tombol digital yang ditempatkan pada sisi meja
pemeriksaan maupun pada gantry. (Anonim, 1986)
Gantry adalah peralatan CT-Scan yang
berbentuk kotak, di tengahnya terdapat terowongan untuk keluar masuknya
meja pemeriksaan tegak lurus, namun demikian gantry dapat diposisikan
menyudut ke posisi negatif maupun positif kurang lebih 200 terhadap meja
pemeriksaan.
Di
dalam kotak gantry berisi tabung sinar X, filter, kolimator, lampu
indikator sebagai sentrasi, DAS (Data Acquisifion System) dan detektor
juga kipas sebagai pendingin. Pada gantry dilengkapi tombol digital
untuk mengatur posisi gantry tersebut (Anonim, 1986).
B. DAS dan Detektor
Sinar X setelah menembus obyek diteruskan oleh detektor yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan data.
Secara garis besar detektor dan DAS berfungsi sebagai :
1) Menangkap sinar X yang telah menembus obyek.
2) Merubah sinar X dalam bentuk sinyal-sinyal elektronik.
3) Menguatkan sinyal-sinyal elektronik.
4) Merubah sinyal elektronik ke data-data digital
Macam-macam detektor :
Kolimator pada Computed Tomography terdiri dari dua buah, yaitu :
1) Kolimator pada tabung sinar X, berfungsi :
- Mengurangi dosis radiasi.
- Pembatas luas lapangan penyinaran.
- Memperkuat berkas sinar.
2) Kolimator pada detektor, berfungsi :
- Penyearah radiasi menuju ke detektor.
- Mengontrol radiasi hambur.
- Menentukan ketebalan pada slice thickness/vaxel.
2. PROSEDUR PEMERIKSAAN
Lokasi untuk abdomen bawah daerah yang
diambil dari pemeriksaan CT-umum dimulai dengan slice pertama di process
xiphoid diteruskan ke crista illiaca. Untuk pelvis daerah yang diambil
pada slice pertama dimulai dengan crista illiaca dan diteruskan ke
symphysis pubis. Untuk pemeriksaan abdomen rutin tebal slice umumnya 10
mm. (Bontrager, 2001).
Pada
pemeriksaan abdomen rutin dengan serial scanning membutuhkan waktu ± 1
sekon untuk melihat gerakan peristaltik dan proses respirasi. (Bontrager
2001).
A. Media Kontras
Media
kontras dilakukan melalui mulut dan rectum untuk pemeriksaan CT-Abdomen
dan pelvis (media kontras rectal digunakan jika media kontras oral
tidak dapat masuk ke rectum). Media kontras melalui oral untuk melihat
atau membedakan organ pada tractus gastrointestinal.
Media kontras oral diberikan sebelum pemeriksaan. Ada 3 (tiga) tingkatan media kontral oral diberikan pada pasien :
1) Malam hari sebelum pemeriksaan.
2) Satu jam sebelum pemeriksaan.
3) Di tengah-tengah sebelum pemeriksaan.
Ada 2 (dua) tipe kontras untuk
menunjukkan opasitas pada tractus gastromtestinal yaitu barium sulfat
suspensions dan water soluble solution (diatrizoate meglumine atau
diatrizoate sodium) (Bontrager, 2001).
B. Irisan Axial Pada Abdomen
Lima contoh CT irisan axial pada abdomen
dengan 10 mm setiap slice. Pertama dengan 50 cc bolus injeksi dan dengan
100 cc drip infus melalui kontras intravena. Persiapan kontras oral
dengan water-soluble solution.
1. Irisan Axial 1
- Irisan axial 1 untuk memperlihatkan bagian atas liver. Liver dibagi menjadi dua lobus, lobus kanan dan lobus kiri.
Irisan Axial 1 (Bontrager, 2001)
Keterangan :
A. Lobus kanan liver
B. Lobus kiri liver
C. Lambung
D. Lambung (fundus dan bagian atas daerah lambung)
E. Spleen
F. Vertebre Thoracal 10 dan Vertebre Thoracal 11
G. Aorta abdominal
A. Lobus kanan liver
B. Lobus kiri liver
C. Lambung
D. Lambung (fundus dan bagian atas daerah lambung)
E. Spleen
F. Vertebre Thoracal 10 dan Vertebre Thoracal 11
G. Aorta abdominal
H. Vena Cava Inferior
2. Irisan Axial 3- Irisan axial 3 untuk melihat ekor pankreas. Ekor pankreas terletak di depan ginjal kiri.
Irisan Axial 3 (Bontrager, 2001)
Keterangan :
A. Lobus kanan liver dari posterior
B. Kantong empedu
C. Lobus kiri liver
D. Lambung
E. Kolon desenden
F. Ekor pankreas
G. Spleen
H. Bagian atas lobus kiri ginjal
I. Kelenjar adrenal sebelah kiri
J. Vetebra Thoracal 11 – Thoracal 12
K. Vena Cava Inferior
A. Lobus kanan liver dari posterior
B. Kantong empedu
C. Lobus kiri liver
D. Lambung
E. Kolon desenden
F. Ekor pankreas
G. Spleen
H. Bagian atas lobus kiri ginjal
I. Kelenjar adrenal sebelah kiri
J. Vetebra Thoracal 11 – Thoracal 12
K. Vena Cava Inferior
L. Bagian atas lobus kanan ginjal
3. Irisan Axial 5- Irisan axial 5 melihat bagian ke dua duodenum. Kepala pankreas terletak di luar dari duodenum. Jika bagian ke dua duodenum terlihat putih, maka dapat dikatakan tumor pankreas.
Irisan Axial 5 (Bontrager, 2001)
Keterangan :
A. Lobus kanan liver
B. Kantong empedu
C. Bagian ke dua duodenum
D. Lobus kiri liver
E. Lambung (pylorus)
F. Jejenum
G. Kolon desenden
H. Ginjal kiri
I. Aorta Abdominal
J. Vetebra Lumbal I
K. Vena Cava Inferior
L. Kepala pankreas
4. Irisan Axial 7B. Kantong empedu
C. Bagian ke dua duodenum
D. Lobus kiri liver
E. Lambung (pylorus)
F. Jejenum
G. Kolon desenden
H. Ginjal kiri
I. Aorta Abdominal
J. Vetebra Lumbal I
K. Vena Cava Inferior
L. Kepala pankreas
- Irisan axial 7 memperlihatkan bagian tengah ginjal.
Irisan Axial 7 (Bontranger, 2001)
Keterangan :
A. Inferior lobus liver
B. Pankreas
C. Kandung empedu
D. Kolon (asenden dan tranversum)
E. Jejenum
F. Kolon desenden
G. Renal pelvis ginjal kiri
H. Aorta Abdominal
I. Vetebra Lumbal I
B. Pankreas
C. Kandung empedu
D. Kolon (asenden dan tranversum)
E. Jejenum
F. Kolon desenden
G. Renal pelvis ginjal kiri
H. Aorta Abdominal
I. Vetebra Lumbal I
J. Vena Cava Inferior
5. Irisan Axial 8.- Irisan axial 8 adalah 2 cm ke arah bawah renal pelvis pada ginjal dan perjalanan kontras menuju ureter pada ginjal.
Irisan Axial 8 (Bontranger, 2001)
Keterangan :
A. Inferior lobus liver
B. Kolon asenden
C. Vena Cava Inferior
D. Aorta
E. Jejenum
F. Kolon desenden
G. Ginjal kiri
H. Ureter kiri
I. Vertebra Lumbal 2- lumbal 3
J. Muskulus psoas major
B. Kolon asenden
C. Vena Cava Inferior
D. Aorta
E. Jejenum
F. Kolon desenden
G. Ginjal kiri
H. Ureter kiri
I. Vertebra Lumbal 2- lumbal 3
J. Muskulus psoas major
K. Ureter kanan.
Pengolahan
film adalah mengubah bayangan laten yang berbentuk emulasi film selama
eksposi diubah menjadi bayangan berbentuk perak melalui proses kimia.
(Jenkin, D, 1980)
3. PENGOLAHAN FILM
Pengolahan film
secara otomatis adalah proses pengolahan film dengan sistem transportasi
film yang dilanjutkan oleh roller yang bekerja dengan kecepatan tatap.
Dalam pengolahan film secara otomatis menggunakan konsentrasi larutan
dan suhu yang tinggi dari proses manual sehingga waktunya lebih cepat.
Proteksi
radiasi untuk pemeriksaan CT-Scan yang harus diperhatikan adalah
ruangan pemeriksaan harus tertutup rapat pada saat pemeriksaan
berlangsung karena radiasi yang dihasilkan sangat besar dan dinding dari
ruangan pemeriksaan maupun ruang operator harus dilapisi timbal agar
radiasi tidak tembus. Sehingga akan mengurangi dosis bagi petugas
radiologi. (Batan, 1995).
4. PROTEKSI RADIASI
0 komentar:
Posting Komentar