Sabtu, 08 Juni 2013

PEMERIKSAAN RADIOGRAFI SKULL “METHODE TOWNES

Meskipun metode towne menunjukkan keadaan umum, pada tahun 1912 Grashey mempresentasikan deskripsi pertamanya poyeksi AP Axial tulang kranium. Tahun 1926 Altschul merekomendasikan dengan tekanan dagu dan CR langsung melewati foramen magnum dngan sudut 400 ke caudad. Towne merkomendasikan bahwa dengan tekanan dagu, CR langsung MSP dari titik 3 inci (7,5 cm) di atas alis ke foramen magnum. Towne tidak spesifik memberikan sudut CR, tapi tentu saja ini akan tergantung pada kelenturan leher. 

Teknik Pemeriksaan Methode Towne
3.2.1.     Indikasi Pemeriksaan
   Berhubung menurut sumber yang di dapat tidak ada yang menyebutkan alasan klinis khusus mengenai penggunaan methode towne, maka dapat dikatakan penggunaan methode towne pada pemeriksaan skull bertujuan untuk mendapatkan detail gambaran anatomi daripada tulang oksipital dan foramen magnum. Di samping juga dorsum sellae, petrous bones, dan juga os. mastoids
            3.2.2.     Persiapan Pasien dan Persiapan Alat
            a. Persiapan Pasien
            Beberapa persiapan yang perlu dilakukan terhadap pasien antara lain : 
  • Melepaskan benda-benda logam yang dikenakan pasien di daerah yang akan diperiksa seperti : perhiasan-perhiasan logam agar tidak merusak gambar radiografi. 
  • Mempersilahkan pasien untuk mengganti pakaian yang dikenakan dengan baju khusus yang telah dipersiapkan sebelumnya.                       
   b. Persiapan Alat
Persiapan pada alat atau bahan yang akan digunakan pada saat pemeriksaan radiografi antara lain : 
  • Pesawat sinar-X (faktor eksposisi : kV, mA, S dan kondisi pesawat) 
  • Kaset dan film yang sesuai dengan daerah yang akan diperiksa (untuk method towne digunakan ukuran 10 x 12 inchi (24 x 30 cm) 
  • Marker (pemberi tanda R :right, L :left) 
  • Alat fiksasi (mencegah pergerakan objek seperti : sand bag, spoon, dsb)
            3.2.3.      Posisi Pasien 
    • Pasien dalam keadaan supine/duduk tegak, pusatkan MSP tubuh ke garis tengah grid. 
    • Tempatkan lengan dalam posisi yang nyaman dan atur bahu untuk dibaringkan dalam bidang horizontal yang sama. 
    • Pasien hyprshenic dalam posisi duduk tegak jika memungkinkan. 
    • Bila ini tidak memungkinkan, untuk menghasilkan proyeksi yang diinginkan pada bagian oksipital asal oleh penyudutan CR Caudad dengan mengangkat kepala dan mengaturnya dalam posisi horizontal. Stewart, merekomendasikan sudut 400. Proyeksi oksipitofrontal ditemukan oleh Hass dapat digunakan dalam proyeksi AP Axial pada pasien hypersthenic. 
    • Metode Hass  adalah kebalikan dari proyeksi AP Axial (Towne), tapi memberikan hasil sebanding.
            3.2.4.      Posisi Objek
    •  Atur pasien sehingga MSP tegak lurus dengan garis tengah kaset. 
    • Fleksikan leher secukupnya, garis orbito meatal tegak lurus ke bidang film. 
    • Bila pasien tidak dapat memfleksikan lehernya, aturlah aturlah sehingga garis infra orbito meatal tegaklurus dan kemudian menmbah sudut CR 70 . 
    • Untuk memperlihatkan bagian oksipito basal atur posisi film sehingga batas atas terletak pada puncak cranial. Pusatkan kaset pada foramen magum. 
    • Untuk membatasi gambaran dari dorsum sellae dan ptrous pyramid, atur kaset sehingga titik tengah akan bertepatan dengan CR 
    • Periksa kembali posisi dan imobilisasi kepala. 
    • Tahan napas saat ekspose. 
FFD (SID) : 40 inchi (96 cm)
            3.2.6.      Arah Sinar (CR) dan Titik Bidik (CP)
·         CR (central ray) = Untuk pemeriksaan umum, arahkan CR ke foramen magnum dengan penyudutan caudad (1) 300 ke garis orbito meatal atau (2) 370 ke garis infraorbitomeatal.
·         CP (central point) = diarahkan menuju MSP (mid sagittal plane) dengan titik kira-kira   2-2,5 inchi (6 cm) diatas glabella, dan diarahkan ke pertengahan film.
sumber :  Meskipun metode towne menunjukkan keadaan umum, pada tahun 1912 Grashey mempresentasikan deskripsi pertamanya poyeksi AP Axial tulang kranium. Tahun 1926 Altschul merekomendasikan dengan tekanan dagu dan CR langsung melewati foramen magnum dngan sudut 400 ke caudad. Towne merkomendasikan bahwa dengan tekanan dagu, CR langsung MSP dari titik 3 inci (7,5 cm) di atas alis ke foramen magnum. Towne tidak spesifik memberikan sudut CR, tapi tentu saja ini akan tergantung pada kelenturan leher. 
Teknik Pemeriksaan Methode Towne
3.2.1.     Indikasi Pemeriksaan
   Berhubung menurut sumber yang di dapat tidak ada yang menyebutkan alasan klinis khusus mengenai penggunaan methode towne, maka dapat dikatakan penggunaan methode towne pada pemeriksaan skull bertujuan untuk mendapatkan detail gambaran anatomi daripada tulang oksipital dan foramen magnum. Di samping juga dorsum sellae, petrous bones, dan juga os. mastoids
            3.2.2.     Persiapan Pasien dan Persiapan Alat
            a. Persiapan Pasien
            Beberapa persiapan yang perlu dilakukan terhadap pasien antara lain : 
  • Melepaskan benda-benda logam yang dikenakan pasien di daerah yang akan diperiksa seperti : perhiasan-perhiasan logam agar tidak merusak gambar radiografi. 
  • Mempersilahkan pasien untuk mengganti pakaian yang dikenakan dengan baju khusus yang telah dipersiapkan sebelumnya.                       
   b. Persiapan Alat
Persiapan pada alat atau bahan yang akan digunakan pada saat pemeriksaan radiografi antara lain : 
  • Pesawat sinar-X (faktor eksposisi : kV, mA, S dan kondisi pesawat) 
  • Kaset dan film yang sesuai dengan daerah yang akan diperiksa (untuk method towne digunakan ukuran 10 x 12 inchi (24 x 30 cm) 
  • Marker (pemberi tanda R :right, L :left) 
  • Alat fiksasi (mencegah pergerakan objek seperti : sand bag, spoon, dsb)
            3.2.3.      Posisi Pasien 
    • Pasien dalam keadaan supine/duduk tegak, pusatkan MSP tubuh ke garis tengah grid. 
    • Tempatkan lengan dalam posisi yang nyaman dan atur bahu untuk dibaringkan dalam bidang horizontal yang sama. 
    • Pasien hyprshenic dalam posisi duduk tegak jika memungkinkan. 
    • Bila ini tidak memungkinkan, untuk menghasilkan proyeksi yang diinginkan pada bagian oksipital asal oleh penyudutan CR Caudad dengan mengangkat kepala dan mengaturnya dalam posisi horizontal. Stewart, merekomendasikan sudut 400. Proyeksi oksipitofrontal ditemukan oleh Hass dapat digunakan dalam proyeksi AP Axial pada pasien hypersthenic. 
    • Metode Hass  adalah kebalikan dari proyeksi AP Axial (Towne), tapi memberikan hasil sebanding.
            3.2.4.      Posisi Objek
    •  Atur pasien sehingga MSP tegak lurus dengan garis tengah kaset. 
    • Fleksikan leher secukupnya, garis orbito meatal tegak lurus ke bidang film. 
    • Bila pasien tidak dapat memfleksikan lehernya, aturlah aturlah sehingga garis infra orbito meatal tegaklurus dan kemudian menmbah sudut CR 70 . 
    • Untuk memperlihatkan bagian oksipito basal atur posisi film sehingga batas atas terletak pada puncak cranial. Pusatkan kaset pada foramen magum. 
    • Untuk membatasi gambaran dari dorsum sellae dan ptrous pyramid, atur kaset sehingga titik tengah akan bertepatan dengan CR 
    • Periksa kembali posisi dan imobilisasi kepala. 
    • Tahan napas saat ekspose. 
FFD (SID) : 40 inchi (96 cm)
            3.2.6.      Arah Sinar (CR) dan Titik Bidik (CP)
·         CR (central ray) = Untuk pemeriksaan umum, arahkan CR ke foramen magnum dengan penyudutan caudad (1) 300 ke garis orbito meatal atau (2) 370 ke garis infraorbitomeatal.
·         CP (central point) = diarahkan menuju MSP (mid sagittal plane) dengan titik kira-kira   2-2,5 inchi (6 cm) diatas glabella, dan diarahkan ke pertengahan film.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates