Minggu, 09 Juni 2013

Tujuan pemeriksan foto thorax

Menilai adanya kelainan jantung, misalnya : kelainan letak
jantung, pembesaran atrium atau ventrikel, pelebaran dan penyempitan
aorta.

Menilai kelainan paru, misalnya edema paru, emfisema paru, tuberkulosis paru.
Menilai adanya perubahan pada struktur ekstrakardiak.
Gangguan pada dinding toraks • Fraktur iga • Fraktur sternum
Gangguan rongga pleura • Pneumotoraks • Hematotoraks • Efusi pleura 
Gangguan pada diafragma • Paralisis saraf frenikus 
Menilai letak alat-alat yang dimasukkan ke dalam organ di rongga toraks misalnya: EET, CVP, NGT dll
BAGAIMANA MEMBACA FOTO THORAX?
Menentukan umur, jenis kelamin, dan riwayat pasien
Mengidentifikasi proyeksi dan teknik yang digunakan:
AP, PA, laterl, portable, atau standard distance
Mengidentifikasi posisi pasien:
Upright, supine, decubitus, lordosis
Melihat cara bernapas pasien
Adequate, hipoinflasi, hiperinflasi
Mengidentifikasi abnormalitas yang jelas dan umum
Ukuran jantung, besar atau normal
Bentuk jantung, pembesaran rongga yang spesifik
Contour/garis di bagian atas medistinal
Memeriksa aliran udara, penyimpangan trachea
Kesimettrisan paru-paru
Adakah pergeseran kea rah mediastinal?
Posisi hilus
Infiltrasi, massa, atau nodule paru-paru
Vaskularisasi paru-paru
Meningkat, menurun, atau normal
Lebih sedikit, lebih besar daripada bagian atas
Efusi pleura, tketumpulan sudut costophrenicus
Fracture atau lesion pada tulang rusuk, clavicula, dan spina
Mengecek posisi pembuluh
Mengecek lagi apa yang kita anggap normal dan melihat type blind spot (bercak yang samar-samar)
Di belakang jantung
Di belakang hemidiaphragma
Di apex paru-paru
Adakah pneumothorax?
Sudut costophrenicus
Dinding dada
Lesion tulang rusuk
Pundak
Melihat film-film yang lalu, bukan hanya yang paling baru
Memutuskan apa yang ditemukan dan lokasinya
Memberikan diagnosis yang berbeda yang berhubungan dengan riwayat 

sumber : http://ardhysmart.blogspot.com/2012/05/teknik-pemeriksaan-radiografi-thorax.html

RADIOGRAFI THORAX

THORAX PA
Untuk posisi Thorax Pa diusahakan pasien berdiri / duduk karena diafragma berada pada ukuran terendah dan untuk mengurangi pembesaran jantung, pada pemeriksaan jantung digunakan foto PA dengan FFD 120 – 180 cm karena pada jarak tersebut ukuran jantung berada pada ukuran sebenarnya.
Skapula tidak akan menutupi daerah paru. Besar jantung dapat diperkirakan dengan lebih mudah. Tulang rusuk anterior tidak tampak jelas, sedang rusuk di bagian belakang semuanya menuju ke arah tulang punggung. Pada posisi ini kamera berada di belakang pasien.
  • Posisi Pasien
Pasien berdiri dengan dada menempel kaset / stand chest dan batas atas kaset kira-kira 3-5 cm di atas shoulder joint

  • Posisi Obyek
Tempatkan MSP tubuh berada pada tengah kaset, letakkan dagu pada atas kaset / chest stand.
Letakkan kedua punggung tangan di atas crista iliaka / hip dan rotasikan kedua elbow ke anterior sehingga shoulder menyentuh bagian kaset dan scapula tertarik ke arah lateral (untuk menghindari superposisi scapula dengan paru-paru)
Usahakan pasien inspirasi penuh pada saat eksposi
Usahakan kedua shoulder simetris kanan kiri untuk menghindari ketidaksimetrisan paru
Usahakan rambut tidak ada yang menutupi bagian obyek yang difoto


thoraxpa

  • CP :Tegak lurus film
  • CR: Pada MSP kira-kira pada vertebra thoracal V / Angulus Inferior Scapularis

Faktor Eksposi
63 kV, 16 mAs dengan grid

  • Kriteria:
Tampak gambaran trachea, lungs, arcus aorta dan jantung
Scapula tidak menutupi gambaran paru-paru
Kedua costal margin dan sinus costoprenikus tidak terpotong
Kedua paru simetris dilihat dari jarak costal margin ke columna vertebra dan jarak acromioclavicular joint simetris
Tampak juga gambaran thoracal I-VII sebagai indikasi kV yang cukup

normalpa
THORAX AP
Skapula tidak akan menutupi daerah paru. Besar jantung dapat diperkirakan dengan lebih mudah. Tulang rusuk anterior tidak tampak jelas, sedang rusuk di bagian belakang semuanya menuju ke arah tulang punggung. Pada posisi ini kamera berada di belakang pasien. Posisi ini digunakan apabila pasien tidak dapat berdiri.
apabila pasien tidak dapat duduk. Pasien akan lebih sulit menarik nafas dalam, sehingga diafragma akan lebih tinggi. Jika ada cairan di paru atau di rongga pleura, maka hal ini tidak begitu jelas terlihat karena cairan cenderung hanya melapisi permukaan posterior paru. 
  • Posisi Pasien

Tidur terlentang di atas meja pemeriksaan dengan kedua tangan di samping tubuh
  • Posisi Obyek

MSP tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan / tengah kaset, batas atas 3-5 cm di atas shoulder joint.
Jika memungkinkan fleksikan elbow, pronasikankan tangan serta letakkan kedua tangan pada hips untuk meminimalkan gambaran scapula ke arah lateral.
Usahakan shoulder simetris kanan kiri dan inspirasi penuh jika memungkinkan
  • CR:sinar tegak lurus film
  • CP:Menuju manubrium (Vertebta Thoracal VII)

Kriteria
karena jauh dari film maka gambaran aorta dan jantung mengalami magnifikasi serta gambaran paru-paru terlihat lebih kecil dibandingkan posisi PA karena bayangan diafragma.
clavicula lebih tinggi dan ribs terlihat lebih horisontal

THORAX LATERAL
Gunakan FFD 120-180 cm
Gunakan lateral kiri untuk memperlihatkan gambaran jantung dan paru-paru kiri dan lateral kanan untuk memperlihatkan paru-paru kanan.
  • Posisi Pasien
Pasien berdiri true lateral dengan bagian yang diperiksa menempel film menempel kaset / stand chest dan batas atas kaset kira-kira 3-5 cm di atas shoulder joint. Batas atas servikal VII

  • Posisi Obyek
Tempatkan MSP pasien sejajar dengan garis tengah kaset. Tempatkan tangan ke atas dengan elbow fleksi serta kedua antebrachi bersilang diletakkan di belakang kepala seperti bantalan dengan kedua tangan memegang elbow.
Usahakan pasien bernapas dan ekspirasi penuh untuk memaksimalkan area paru-paru

thoraxlat
  • CP:Sinar tegak lurus film
  • CR:5 cm kearah anterior menuju mid axillary line pada vertebra thoracal VII

Faktor Eksposi
125 kV, 12 mAs dengan grid atau
60 kV, 50 mAs dengan grid

  • Kriteria
Bagian superior ribs saling superposisi
Sternum dalam posisi true lateral
Angulus costoprenicus tidak boleh terpotong

normallat
PERBEDAAN FOTO THORAX PA DENGAN AP
Pengambilan foto ini yang paling sering dilakukan pada pasien gawat, misalnya di ruang rawat darurat atau rawat intensif. Biasanya hasil foto ”portable” akan sedikit lebih buruk dibanding foto yang diambil di radiologi.
Pada foto dapat dilihat tulang rusuk melandai ke bawah, jantung akan lebih besar dan semakin membesar apabila jarak fokus terhadap pasien lebih dekat. Skapula tampak di atas daerah paru. Cara mengambil pasien berbaring dengan film diletakkan di punggung pasien dan kamera berada kira-kira 1,5 meter di depan pasien. Akan lebih baik jika pasien ditidurkan dalam posisi 450 dan pemotretan dilakukan saat inspirasi.
AP dengan FFD 120 cm
14359382
AP dengan FFD 90 cm
99893279
Ini adalah film PA di kiri AP dibandingkan dengan film telentang di sebelah kanan.
AP menunjukkan perbesaran jantung dan pelebaran mediastinum. Bila memungkinkan pasien harus digambarkan dalam posisi tegak lurus PA. AP tinjauan kurang berguna dan harus disediakan untuk pasien yang sangat sakit tidak dapat berdiri tegak.

THORAX RAO / LAO (PA OBLIK)
Proyeksi ini digunakan untuk melihat area maksimum dari paru-paru RAO untuk melihat bagian kanan dan LAO bagian kiri
  • Posisi Pasien
Pasien berdiri posisi PA atau tengkurap di atas meja pemeriksaan dan MSP tubuh sejajar dengan garis tengah kaset.

  • Posisi Obyek
Rotasikan pasien membentuk sudut 45 derajat atau 55 – 60 untuk menilai jantung serta aorta. Batas atas kaset 3 cm di atas shoulder joint


LAO
Merotasikan pasien ke kanan dengan cara tangan kiri lurus dan tangan kanan fleksi dan menahan saat badan dirotasikan berikut dengan kaki kanan fleksi untuk menahan bagian pelvis ketika rotasi agar obyek benar-benar true oblik.


RAO
Merotasikan pasien ke kiri dengan cara tangan kanan lurus dan tangan kiri fleksi dan menahan saat badan dirotasikan berikut dengan kaki kiri fleksi untuk menahan bagian pelvis ketika rotasi agar obyek benar-benar true oblik. Foto dibuat saat inspirasi penuh

  • CR:Sinar tegak lurus menuju ke tengah film

  • CP:Pada vertebra Thoracal VII

Faktor Eksposi
63 kV dan 25 mAs dengan grid

posisithoraxrao
RAO
posisithoraxlao
LAO
  • Kriteria


LAO
Terlihat area maksimum dari paru-paru kiri dengan susunan serabut-serabut brochialus
Tampak trachea
Tampak gambaran paru-paru kanan yang mengalami pemendekkan
Tampak jantung, arcus aorta dan aorta

RAO

Terlihat area maksimum dari paru-paru kanan dengan susunan serabut-serabut brochialus
Tampak trachea
Tampak gambaran paru-paru kiri yang mengalami pemendekkan
Posisi ini dapat untuk melihat gambaran atrium kiri, pulmonary arteri, bagian anterior dari apex ventrikel kiri dan ruang retrocardiac kanan.
Bila diberi kontras (OMD) foto RAO dapat untuk melihat jelas bagian esophagus
thoraxrao
RAO
thoraxlao
LAO

RPO dan LPO (AP Oblik)

Posisi ini digunakan ketika pasein tidak dapat prone / telengkup. Radiografi ini hasilnya hampir sama. RPO berhubungan dengan LAO dan LPO berhubungan dengan RAO. RPO digunakan untuk melihat area dari paru kanan dan LPO bagian paru kiri sehingga dapat disimpulkan bahwa bagian yang dekat dengan film merupakan gambaran paru-paru yang paling jelas.
  • Posisi Pasien
Tidur telentang di atas meja pemeriksaan

  • Posisi Obyek
Rotasikan pasien membentuk sudut 45 derajat ke arah yang diinginkan (LPO / RPO) seiring dengan merotasikan hip. Untuk LPO letakkan tangan kanan di belakang tubuh untuk fiksasi / penahan bobot tubuh dan tangan kiri letakkan sebagai bantalan kepala. Untuk RPO sebaliknya. Fleksikan kaki sebagai fiksasi agar obyek yang di foto true oblik. Foto ini dibuat saat inspirasi penuh

  • CR:Sinar tegak lurus film
  • CP:Vertebra thoracal IV untuk paru-paru

Vertebra thoracal V untuk jantung

Faktor Eksposi
63 kV dan 25 mAs dengan grid

  • Kriteria
Untuk LAO terlihat gambaran seperti RPO dan sebaliknya namun area paru-paru cenderung mengalami pemendekan karena magnifikasi dari diafragma.\
Jantung dan aorta mengalami magnifikasi dikarenakan ada jarak antara obyek tersebut dengan film


AP Lordotik

Posisi ini digunakan untuk melihat apex pulmonary Karena pada posisi PA/AP apex pulmonary superposisi dengan ribs.
  • Posisi Pasien
Pasien berdiri 30 cm di depan chest stand

  • Posisi Obyek
MSP tubuh sejajar dengan garis tengah kaset
Fleksikan elbow, tangan berada di atas hips untuk fiksasi
Sandarkan pasien ke belakang dengan posisi lordosis hingga punggung menyentuh kaset / chest stand.
Batas atas kaset 3 cm di atas shoulder joint. Foto diambil ketika inspirasi kedua

  • CR:Sinar tegak lurus kaset
  • CP:Sinar menuju pada pertengahan sternum / di antara papilla pada laki-laki

thoraxaxial

Kriteria 
tampak gambaran apex pulmonary
gambaran clavicula terlempar ke arah superior
thoraxaxial


AP Axial

Posisi ini digunakan apabila pasien tidak dapat melakukan posisi AP lordotik
  • Posisi Pasien
Pasien tidur terlentang / berdiri di meja pemeriksaan / chest stand

  • Posisi Obyek
MSP tubuh sejajar dengan garis tengah kaset
Foto dibuat saat inspirasi penuh

  • CR:Sinar menyudut 15-20 chepalad
  • CP:Sinar menuju vertebra thoracal II

apaxial
  • Kriteria

gambaran sama dengan lordotik
tampak gambaran apex pulmonary
gambaran clavicula terlempar ke arah superior

LATERAL DECUBITUS
Posisi ini untuk melihat air fluid level dan pneumothoraks
Pasien juga dapat diperiksa dalam posisi lateral decubitus. Hal ini dapat membantu untuk menilai volume efusi pleura dan menunjukkan apakah suatu efusi pleura adalah mobile atau loculated. Anda juga dapat melihat nondependent hemithorax untuk mengkonfirmasi pneumotoraks pada pasien yang tidak dapat tegak.
  • Posisi Pasien
Pasien tidur miring / lateral recumbent dengan tangan di atas sebagai bantalan kepala dan kaki fleksi untuk fiksasi
Tempatkan kaset di belakang pasien
  • Posisi Obyek
Area paru-paru harus masuk film. Foto di buat saat inspirasi penuh

  • CP:Sinar horizontal tegak lurus film
  • CR:Menuju vertebra thoracal VII / 8 cm di bawah jugular notch

posisithoraxlateraldecu
  • Kriteria
Tampak paru dengan batas air fluid level dan pnemothorax dengan gambaran opaque menutupi ribs

hydropneumolld2

Ventral Decubitus
Posisi ini untuk melihat air fluid level
  • Posisi Pasien
Tidur telentang / telengkup di atas meja pemeriksaan (true AP)

  • Posisi Obyek
Obyek / paru-paru yang diperiksa yang jauh dari film
Foto dibuat saat inspirasi penuh

  • CR:Sinar horizontal tegak lurus film
  • CP:Vertebra thoracal VI-VII
posisiventraldecubitus

Kriteria
Tampak air fluid level paru lateral menutupi bagian vertebra
 
 

Teknik Pemeriksaan Dental Radiography

Anatomi dan Fisiologi Gigi
Jumlah gigi manusia dewasa = 32 buah, terdiri dari 16 buah pada tiap-tiap rahang, yaitu :
  • 2 buah Insisivus
  • 1 buah caninus
  • 2 buah premolar
  • 3 buah molar
Semuanya pada sisi kanan dan kiri.
Gigi berfungsi sebagai :
  1. Mengunyah makanan secara mekanis
  2. Membantu memperjelas bunyi vokal
  3. Sebagai keindahan (estetika)
 

TEKNIK RADIOGRAFI UNTUK DENTAL RADIOGRAPHY
Film yang digunakan adalah film khusus untuk dental radiography, yang merupakan single emulsi. Untuk mempermudah positioning film dental, biasanya digunakan sebuah alat yang disebut "Bitewing"


Dan sudut proyeksi yang diberikan pada setiap objek berbeda-beda tergantung objek apa yg diperiksa (apakah rahang atas atau bawah).

Gambar berbagai proyeksi pada dental radiography :

PANORAMIC
Panoramic digunakan untuk melihat gigi secara keseluruhan. Keuntungan panoramic adalah bisa melihat keseluruhan gigi hanya dengan satu kali pemeriksaan. Tetapi kerugian panoramic adalah radiasi yang diterima pasien lebih lama jika dibandingkan dengan dental radiography biasa.

Gambar teknik radiografi Panoramic

OCLUSAL FILM RADIOGRAPHY
Oclusal film radiography adalah sebuah teknik radiography yang memanfaatkan film occlusal untuk mendapatkan gambaran organ yang berada dalam mulut selain gigi misalnya seperti maxilla dan mandibula. Film occlusal sama seperti film dental (single emulsi) hanya ukurannya lebih besar dari film dental.

MANFAAT PEMERIKSAAN DENTAL RADIOGRAPHY
Pasien yang mengalami gangguan pada giginya tentu harus menjalani pemeriksaan, perawatan atau bahkan operasi pada giginya. Supaya penanganan atas gangguan pada gigi tersebut bisa tepat maka sebelum dilakukan tindakan sebaiknya dilakukan pemeriksaan dental radiography.

BEBERAPA INDIKASI YANG BIASA TERDAPAT PADA PEMERIKSAAN  "DENTAL RADIOGRAPHY" ATAUPUN "PANORAMIC"
  • Impacted
    • Impacted atau impaksi merupakan gangguan yang terjadi pada gigi dimana gigi yang baru tumbuh mendesak gigi di depannya yang sudah lebih dahulu tumbuh. Impaksi biasanya terjadi pada molar 3 yang mendesak molar 2. Ini biasanya terjadi karena pasien memiliki mandibula yang pendek sehingga molar 3 tidak mendapat cukup tempat untuk tumbuh.
  • Caries Dentis
    • Caries dentis dalam bahasa umumnya adalah gigi berlubang. Caries ini biasa terjadi akibat pengeroposan pada gigi yang penyebabnya banyak hal, bisa karena sisa makanan yang tertinggal, bakteri, dll.
  • Cystisis
    • Cystisis adalah sebuah kelainan dimana bagian mandibula yang  menjadi tempat untuk radix (akar) gigi mengalami kekosongan.
  • Susunan Gigi Yang Tidak Rata
    • Susunan gigi seharusnya tumbuh secara rata. Tetapi banyak juga orang yang memiliki susunan gigi yang tidak rata. Ini kebanyakan merupakan bawaan sejak lahir, tetapi ada juga yang diakibatkan karena kebiasaan makan saat kecil atau juga karena kecelakaan.
 


sumber : http://catatanradiograf.blogspot.com/2010/04/teknik-pemeriksaan-dental-radiography.html

Kebocoran Radiasi Nuklir PLTN Tokaimura Sungguh Berbahaya

TRIBUNNEWS.COM -  Kebocoran radiasi nuklir di PLTN Tokaimura, Ibataki, Kamis 23 Mei lalu ternyata sangat berbahaya bagi lingkungan sekitar, meskipun tingkat radiasi di dalam bangunan belum diumumkan pihak PLTN tersebut.
Demikian ungkap seorang profesor dari Chubu University, Kunihiko Takeda, kepada Tribunnews.com, Kamis (29/5/2013).
"Kecelakaan dari fasilitas eksperimental Tokaimura, Perfektur Ibaraki, ternyata sangat berbeda dari apa yang ada di awal pengumumam mereka," katanya
tambahnya, sesegera mungkin  pemerintah harus mengungkapkan angin yang bergerak di sana pada saat fasilitas eksperimental itu mengalami kecelakaan, sehingga   kontaminasi tanah dan sekitarnya dapat diketahui. Demikian pula mengirimkan pasukan pemadam kebakaran, "Kita tidak akan tahu kecuali dilakukan dalam waktu satu dua hari ini."
Profesor tersebut mengakui tidak menaruh dosimeter di sana. meskipun demikian, dengan asumsi  kebocoran radiasi 10 000 becquerel, "Saya rasa dapat melebihi 100 miliar becquerels. Itu pun dosis radiasi Indoor belum dipublikasikan."
Dampak radiasi akan cenderung menumpuk di paru-paru tinggi dengan kontaminasi logam emas 199 terkena unsur radioaktif utama. Jenis elemen radioaktif akan semakin jelas nantinya.
"Upaya-upaya ini dibutuhkan untuk mendiagnosa kesehatan apabila melawan arah angin, tingkat kontaminasi harus dapat diukur terhadap tanah dan makanan di sekitarnya. Semua itu sangat mendesak. Kita tak boleh mendengarkan pencuri uang (Red: pajak)," tekannya lagi.
Catatan: Becquerel (simbol: Bq) adalah satuan turunan SI untuk keradioaktifan, dan didefinisikan sebagai keaktifan sejumlah bahan radioaktif atau hilangnya satu nukleus setiap detiknya. Karena itu, Becquerel sama dengan s-1. Satuan lama untuk radioaktivitas adalah curie (Ci), yang didefinisikan sebagai 37×109 becquerel atau 37 GBq. Nama Becquerel diambil dari nama Henri Becquerel, yang berbagi Penghargaan Nobel dengan Marie Curie untuk karya-karya mereka dalam menemukan radioaktivitas.

sumber :  http://www.tribunnews.com/2013/05/29/kebocoran-radiasi-nuklir-pltn-tokaimura-sungguh-berbahaya

Sekilas Tentang CT Scan Abdomen + Kontras



1. PERALATAN COMPUTED TOMOGRAPHY


A. Meja Pemeriksaan dan Gantry
Meja pemeriksaan merupakan tempat mengatur posisi pasien pada saat pemeriksaan. Bentuk panjang, permukaannya berupa kurva dan terbuat dari carbon graphite fiber yang mempunyai nilai penyerap rendah terhadap berkas sinar. Pengaturan tinggi rendah, maju mundur, dari meja pemeriksaan melalui tombol digital yang ditempatkan pada sisi meja pemeriksaan maupun pada gantry. (Anonim, 1986) 


Gantry adalah peralatan CT-Scan yang berbentuk kotak, di tengahnya terdapat terowongan untuk keluar masuknya meja pemeriksaan tegak lurus, namun demikian gantry dapat diposisikan menyudut ke posisi negatif maupun positif kurang lebih 200 terhadap meja pemeriksaan. 
Di dalam kotak gantry berisi tabung sinar X, filter, kolimator, lampu indikator sebagai sentrasi, DAS (Data Acquisifion System) dan detektor juga kipas sebagai pendingin. Pada gantry dilengkapi tombol digital untuk mengatur posisi gantry tersebut (Anonim, 1986). 






B. DAS dan Detektor 



Sinar X setelah menembus obyek diteruskan oleh detektor yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan data. 
Secara garis besar detektor dan DAS berfungsi sebagai : 
1) Menangkap sinar X yang telah menembus obyek. 
2) Merubah sinar X dalam bentuk sinyal-sinyal elektronik. 
3) Menguatkan sinyal-sinyal elektronik. 
4) Merubah sinyal elektronik ke data-data digital 
Macam-macam detektor : 

1) Detektor scintilasi kristal dan tabung pengganda elektron. 
2) Detektor isian gas.



C. Kolimator 
Kolimator pada Computed Tomography terdiri dari dua buah, yaitu :
1) Kolimator pada tabung sinar X, berfungsi : 
  • Mengurangi dosis radiasi. 
  • Pembatas luas lapangan penyinaran. 
  • Memperkuat berkas sinar. 
2) Kolimator pada detektor, berfungsi : 
  • Penyearah radiasi menuju ke detektor. 
  • Mengontrol radiasi hambur. 
  • Menentukan ketebalan pada slice thickness/vaxel.

Pesawat CT-Scan
2. PROSEDUR PEMERIKSAAN

Lokasi untuk abdomen bawah daerah yang diambil dari pemeriksaan CT-umum dimulai dengan slice pertama di process xiphoid diteruskan ke crista illiaca. Untuk pelvis daerah yang diambil pada slice pertama dimulai dengan crista illiaca dan diteruskan ke symphysis pubis. Untuk pemeriksaan abdomen rutin tebal slice umumnya 10 mm. (Bontrager, 2001).
Pada pemeriksaan abdomen rutin dengan serial scanning membutuhkan waktu ± 1 sekon untuk melihat gerakan peristaltik dan proses respirasi. (Bontrager 2001). 


A. Media Kontras
Media kontras dilakukan melalui mulut dan rectum untuk pemeriksaan CT-Abdomen dan pelvis (media kontras rectal digunakan jika media kontras oral tidak dapat masuk ke rectum). Media kontras melalui oral untuk melihat atau membedakan organ pada tractus gastrointestinal.
Media kontras oral diberikan sebelum pemeriksaan. Ada 3 (tiga) tingkatan media kontral oral diberikan pada pasien : 
1) Malam hari sebelum pemeriksaan. 
2) Satu jam sebelum pemeriksaan. 
3) Di tengah-tengah sebelum pemeriksaan. 

Ada 2 (dua) tipe kontras untuk menunjukkan opasitas pada tractus gastromtestinal yaitu barium sulfat suspensions dan water soluble solution (diatrizoate meglumine atau diatrizoate sodium) (Bontrager, 2001). 


B. Irisan Axial Pada Abdomen 

Lima contoh CT irisan axial pada abdomen dengan 10 mm setiap slice. Pertama dengan 50 cc bolus injeksi dan dengan 100 cc drip infus melalui kontras intravena. Persiapan kontras oral dengan water-soluble solution.

1. Irisan Axial 1
    • Irisan axial 1 untuk memperlihatkan bagian atas liver. Liver dibagi menjadi dua lobus, lobus kanan dan lobus kiri.
Irisan Axial 1 (Bontrager, 2001)
Keterangan :
A. Lobus kanan liver
B. Lobus kiri liver
C. Lambung
D. Lambung (fundus dan bagian atas daerah lambung)
E. Spleen
F. Vertebre Thoracal 10 dan Vertebre Thoracal 11
G. Aorta abdominal 
H. Vena Cava Inferior
2. Irisan Axial 3
    • Irisan axial 3 untuk melihat ekor pankreas. Ekor pankreas terletak di depan ginjal kiri.
Irisan Axial 3 (Bontrager, 2001)
Keterangan :
A. Lobus kanan liver dari posterior
B. Kantong empedu
C. Lobus kiri liver
D. Lambung
E. Kolon desenden
F. Ekor pankreas
G. Spleen
H. Bagian atas lobus kiri ginjal
I. Kelenjar adrenal sebelah kiri
J. Vetebra Thoracal 11 – Thoracal 12
K. Vena Cava Inferior 
L. Bagian atas lobus kanan ginjal
3. Irisan Axial 5
    • Irisan axial 5 melihat bagian ke dua duodenum. Kepala pankreas terletak di luar dari duodenum. Jika bagian ke dua duodenum terlihat putih, maka dapat dikatakan tumor pankreas.
Irisan Axial 5 (Bontrager, 2001)
Keterangan : 
A. Lobus kanan liver
B. Kantong empedu
C. Bagian ke dua duodenum
D. Lobus kiri liver
E. Lambung (pylorus)
F. Jejenum
G. Kolon desenden
H. Ginjal kiri
I. Aorta Abdominal
J. Vetebra Lumbal I
K. Vena Cava Inferior
L. Kepala pankreas
4. Irisan Axial 7
    • Irisan axial 7 memperlihatkan bagian tengah ginjal.
Irisan Axial 7 (Bontranger, 2001)
Keterangan : 
A. Inferior lobus liver
B. Pankreas
C. Kandung empedu
D. Kolon (asenden dan tranversum)
E. Jejenum
F. Kolon desenden
G. Renal pelvis ginjal kiri
H. Aorta Abdominal
I. Vetebra Lumbal I 
J. Vena Cava Inferior
5. Irisan Axial 8.
    • Irisan axial 8 adalah 2 cm ke arah bawah renal pelvis pada ginjal dan perjalanan kontras menuju ureter pada ginjal.
Irisan Axial 8 (Bontranger, 2001)
Keterangan : 
A. Inferior lobus liver
B. Kolon asenden
C. Vena Cava Inferior
D. Aorta
E. Jejenum
F. Kolon desenden
G. Ginjal kiri
H. Ureter kiri
I. Vertebra Lumbal 2- lumbal 3
J. Muskulus psoas major 
K. Ureter kanan.





3. PENGOLAHAN FILM
Pengolahan film adalah mengubah bayangan laten yang berbentuk emulasi film selama eksposi diubah menjadi bayangan berbentuk perak melalui proses kimia. (Jenkin, D, 1980)
Pengolahan film secara otomatis adalah proses pengolahan film dengan sistem transportasi film yang dilanjutkan oleh roller yang bekerja dengan kecepatan tatap. Dalam pengolahan film secara otomatis menggunakan konsentrasi larutan dan suhu yang tinggi dari proses manual sehingga waktunya lebih cepat.




4. PROTEKSI RADIASI
Proteksi radiasi untuk pemeriksaan CT-Scan yang harus diperhatikan adalah ruangan pemeriksaan harus tertutup rapat pada saat pemeriksaan berlangsung karena radiasi yang dihasilkan sangat besar dan dinding dari ruangan pemeriksaan maupun ruang operator harus dilapisi timbal agar radiasi tidak tembus. Sehingga akan mengurangi dosis bagi petugas radiologi. (Batan, 1995).

Template by:

Free Blog Templates